Penguasaan teknologi informasi komunikasi (TIK) masih menjadi pekerjaan rumah terbesar bagi koperasi
Indonesia pada usianya yang ke-70. Walaupun penetrasi internet sudah
semakin masif, hingga saat ini adopsi TIK oleh koperasi masih sangat
rendah.
Demikian diungkapkan Ketua Dewan Koperasi Indonesia Wilayah
(Dekopinwil) Jawa Barat, Mustopa Djamaludin di Bandung, baru-baru ini.
Ia memperkirakan, saat ini baru 11-12 persen koperasi di Jawa Barat yang
mengadopsi TIK.
"Jumlahnya masih sangat kecil. Akan tetapi, kalau dibandingkan dengan
kondisi pada akhir 2015, sudah meningkat signifikan," tuturnya.
Mustopa mengatakan, pada 2015 baru sekitar 2 persen koperasi di Jabar
yang mengadopsi TIK. Artinya, dalam dua tahun terakhir terjadi
peningkatan jumlah koperasi yang mengadopsi hingga mencapai enam kali
lipat.
"Kami akan terus mendorong koperasi mengadopsi TIK, baik untuk
pelayanan kepada anggota maupun pengelolaan koperasi," kata
Mustopa menambahkan.
Adopsi TI, lanjut Mustopa, akan sangat menunjang peningkatan kinerja
dan pelayanan koperasi secara signifikan. Apalagi, saat ini penetrasi
gaya hidup digital di tengah masyarakat sudah semakin luas
Salah satu upaya yang dilakukan Dekopinwil untuk menggenjot adopsi TIK oleh koperasi, menurut dia, adalah melalui transfer knowledge melalui sejumlah pelatihan. Namun diakui, hasilnya tidak bisa diperoleh secara instan.
"Diperlukan proses. Apalagi, banyak sumber daya manusia (SDM)
koperasi yang usianya sudah sepuh dan belum pernah bersentuhan dengan
TIK sebelumnya," ungkapnya.
Kepala Dinas Koperasi
dan Usaha Kecil (KUK) Jabar, Dudi Sudradjat Abdurachim juga mengakui,
penggunaan TIK di tengah koperasi Jabar masih sangat rendah. Dia
berjanji akan terus menggenjot penetrasi TIK bagi koperasi Jabar.
"Semua badan usaha, baik perusahaan dari skala kecil sampai besar
maupun koperasi, akan ambruk jika tidak diimbangi dengan kualitas
pelayanan prima. TIK adalah jembatan bagi koperasi untuk mendongkrak
kualitas pelayanan," katanya.
TIK juga menjadi sarana efektif untuk regenerasi SDM koperasi, guna
menjangkau generasi muda. Seperti diketahui, saat ini penetrasi koperasi
pada kelompok usia muda masih terbatas.
Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia
(APJII), pada 2016, lebih dari separuh penduduk Indonesia sudah
terhubung dengan internet. Data tersebut mengungkapkan, penetrasi
internet di Indonesia sudah menyentuh 132,7 juta dari total 256,2 juta
penduduk Indonesia (51,8 persen populasi).
Penetrasi intenet di Indonesia pada periode 2014-2016 naik
signifikan, mencapai 50,8 persen. Data APJII menyebutkan, pada 2014
penetrasi internet di Indonesia baru mencapai 88 juta penduduk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar